Prakarya Bunga dari Kulit Bawang
Cara Membuat Prakarya Bunga dari
Kulit Bawang

Alat dan Bahan
Untuk membuat prakarya sederhana dari bahan limbah
atau sampah kulit bawang ini, kita menggunakan alat dan bahan yang sangat
sederhana, yaitu:
·
kulit bawang merah dan bawang putih
·
ranting kering ukuran kecil
·
lem
·
gunting
·
pinset (jika diperlukan)
·
media untuk menempel berupa kertas (anda juga dapat
menggunakan kain hitam beludru untuk hasil yang lebih baik)
·
kertas bekas warna kuning
·
spidol atau cat air atau pewarna lainnya
·
lidi untuk membantu mengaplikasikan lem pada kulit
bawang
Adapun langkah-langkah membuat hiasan dinding
berbentuk bunga dari kulit bawang merah dan bawang putih adalah sebagai
berikut:
·
Siapkan kulit bawang putih dan bawang merah. Pilih
yang bersih dan ukurannya agak besar.
·
Siapkan kertas atau kain untuk media tempelan.
Sesuaikan ukurannya dengan figura yang anda miliki agar lebih praktis.
·
Potong ranting kecil (anda dapat
pula menggunakan batang bawang putih yang biasanya terdapat pada kumpulan
beberapa siung bawang putih) seperti Gambar 2. Atur posisinya sesuai selera dan
kreatifitas anda. Bentuklah rumpun batang bunga dan rekatkan dengan lem pada
media tempel.

·
Berikutnya, buatlah kelopak (mahkota) bunga berbentuk
segitiga dengan sudut-sudut yang tumpul. Perhatikan garis-garis pada kulit
bawang dalam menggunting kulit agar terlihat natural seperti mahkota bunga
sungguhan. Siapkan beberapa helai. Perhatikan Gambar 3.
·
Sekarang, perhatikan Gambar 4. Anda
harus mengaplikasikan lem pada calon kelopak bunga dari kulit bawang ini
secukupnya dengan menggunakan lidi. Jika kesulitan memegang kelopak, gunakan
pinset untuk menjepitnya. Selanjutnya atur posisi setiap kelopak agar tersusun
seperti susunan kelopak bunga.

·
Perhatikan Gambar 5, sekarang kelopak sudah tersusun
dengan rapi. Jika diinginkan anda dapat menambahkan lapisan kelopak sehingga
mempunyai bentuk kelopak rangkap. Susunlah kelopak dari ukuran besar di bagian
bawah hingga ke ukuran paling kecil di lapisan atas.
·
Pada Gambar 6 ditunjukkan bagaimana contoh cara
membuat putik bunga. Anda dapat menggunakan kertas seperti saya. Gunakan kertas
berwarna kuning dengan lebar sekitar 1 cm dan panjang sekitar 5 cm (Gambar 6a).
Selanjutnya potong-potonglah kertas kecil-kecil pada salah satu sisi panjangnya
(6b). Kemudian, gulung kertas dan beri lem agar tidak terbuka. Potong bagian
pangkal gulungan jika putik yang terbentuk terlalu tinggi untuk ukuran bunga
dari kulit bawang anda. Selanjutnya aplikasikan secuil lem pada pangkal putik
dan tempelkan pada pusat rangkaian bunga kulit bawang.
·
Hasilnya akan seperti Gambar 7. Kelopak berwarna merah
dengan putik berwarna kuning merupakan perpaduan yang bagus bukan?
·
Tambahkan beberapa helai kulit
bawang pada bagian batang bunga lainnya. Di sini saya membuatnya berbentuk
seperti kuncup bunga saja. (Gambar 8). Tempelkan pada posisi-posisi yang sesuai
menurut selera anda.

·
Berikutnya kita akan membuat daun. Bahannya dari kulit
dan batang bawang putih. Pilihlah kulit yang bersih dan tidak kusam. Gunting
seperti bentuk daun pandan (memanjang). Buat beberapa helai. Perhatikan Gambar
10 berikut.
·
Jika sudah siap, tempelkan kulit bawang putih ini
untuk membentuk daun (Lihat Gambar 11).
·
Terakhir, jika diinginkan, berilah
warna hijau pada daun. Saya menggunakan spidol warna hijau muda dan hijau tua
untuk ini. Anda tentu boleh menggunakan pewarna lain seperti cat air, cat
minyak, atau bahkan larutan pewarna makanan.

·
Kalau sudah selesai, hasilnya akan tampak seperti
Gambar 12.
Prakarya Bunga dari Kulit Bawang
Cara Membuat Prakarya Bunga dari
Kulit Bawang

Alat dan Bahan
Untuk membuat prakarya sederhana dari bahan limbah
atau sampah kulit bawang ini, kita menggunakan alat dan bahan yang sangat
sederhana, yaitu:
·
kulit bawang merah dan bawang putih
·
ranting kering ukuran kecil
·
lem
·
gunting
·
pinset (jika diperlukan)
·
media untuk menempel berupa kertas (anda juga dapat
menggunakan kain hitam beludru untuk hasil yang lebih baik)
·
kertas bekas warna kuning
·
spidol atau cat air atau pewarna lainnya
·
lidi untuk membantu mengaplikasikan lem pada kulit
bawang
Adapun langkah-langkah membuat hiasan dinding
berbentuk bunga dari kulit bawang merah dan bawang putih adalah sebagai
berikut:
·
Siapkan kulit bawang putih dan bawang merah. Pilih
yang bersih dan ukurannya agak besar.
·
Siapkan kertas atau kain untuk media tempelan.
Sesuaikan ukurannya dengan figura yang anda miliki agar lebih praktis.
·
Potong ranting kecil (anda dapat
pula menggunakan batang bawang putih yang biasanya terdapat pada kumpulan
beberapa siung bawang putih) seperti Gambar 2. Atur posisinya sesuai selera dan
kreatifitas anda. Bentuklah rumpun batang bunga dan rekatkan dengan lem pada
media tempel.

·
Berikutnya, buatlah kelopak (mahkota) bunga berbentuk
segitiga dengan sudut-sudut yang tumpul. Perhatikan garis-garis pada kulit
bawang dalam menggunting kulit agar terlihat natural seperti mahkota bunga
sungguhan. Siapkan beberapa helai. Perhatikan Gambar 3.
·
Sekarang, perhatikan Gambar 4. Anda
harus mengaplikasikan lem pada calon kelopak bunga dari kulit bawang ini
secukupnya dengan menggunakan lidi. Jika kesulitan memegang kelopak, gunakan
pinset untuk menjepitnya. Selanjutnya atur posisi setiap kelopak agar tersusun
seperti susunan kelopak bunga.

·
Perhatikan Gambar 5, sekarang kelopak sudah tersusun
dengan rapi. Jika diinginkan anda dapat menambahkan lapisan kelopak sehingga
mempunyai bentuk kelopak rangkap. Susunlah kelopak dari ukuran besar di bagian
bawah hingga ke ukuran paling kecil di lapisan atas.
·
Pada Gambar 6 ditunjukkan bagaimana contoh cara
membuat putik bunga. Anda dapat menggunakan kertas seperti saya. Gunakan kertas
berwarna kuning dengan lebar sekitar 1 cm dan panjang sekitar 5 cm (Gambar 6a).
Selanjutnya potong-potonglah kertas kecil-kecil pada salah satu sisi panjangnya
(6b). Kemudian, gulung kertas dan beri lem agar tidak terbuka. Potong bagian
pangkal gulungan jika putik yang terbentuk terlalu tinggi untuk ukuran bunga
dari kulit bawang anda. Selanjutnya aplikasikan secuil lem pada pangkal putik
dan tempelkan pada pusat rangkaian bunga kulit bawang.
·
Hasilnya akan seperti Gambar 7. Kelopak berwarna merah
dengan putik berwarna kuning merupakan perpaduan yang bagus bukan?
·
Tambahkan beberapa helai kulit
bawang pada bagian batang bunga lainnya. Di sini saya membuatnya berbentuk
seperti kuncup bunga saja. (Gambar 8). Tempelkan pada posisi-posisi yang sesuai
menurut selera anda.

·
Berikutnya kita akan membuat daun. Bahannya dari kulit
dan batang bawang putih. Pilihlah kulit yang bersih dan tidak kusam. Gunting
seperti bentuk daun pandan (memanjang). Buat beberapa helai. Perhatikan Gambar
10 berikut.
·
Jika sudah siap, tempelkan kulit bawang putih ini
untuk membentuk daun (Lihat Gambar 11).
·
Terakhir, jika diinginkan, berilah
warna hijau pada daun. Saya menggunakan spidol warna hijau muda dan hijau tua
untuk ini. Anda tentu boleh menggunakan pewarna lain seperti cat air, cat
minyak, atau bahkan larutan pewarna makanan.

·
Kalau sudah selesai, hasilnya akan tampak seperti
Gambar 12.
KANG SARPIN MINTA DIKEBIRI
Karya : Ahmad Tohari
KANG Sarpin meninggal karena kecelakagan lalu lintas pukul
enam tadi pagi. Ia sedang dalam perjalanan ke pasar naik sepeda dengan beban
sekuintal beras melintang pada bagasi. Para saksi mengatakan, ketika naik dan
hendak mulai mengayuh, Kang Sarpin kehilangan keseimbangan. Sepedanya oleng dan
sebuah mobil barang menyambarnya dari belakang. Lelaki usia lima puluhan itu
terpelanting, kemudian jatuh ke badan jalan. Kepala Kang Sarpin luka parah, dan
ia tewas seketika. Satu lagi penjual beras bersepeda mati menyusul beberapa
teman yang lebih dulu meninggal dengan cara sama.
Beban sekarung beras pada bagasi dan terkadang sekarung
kecil lainnya pada batangan adalah risiko besar bagi setiap penjual beras
bersepeda. Tetapi mereka tak jera. Setiap hari mereka membeli padi dari petani,
kemudian mengolahnya di kilang lalu menjual berasnya ke pasar. Mereka tak
peduli sekian teman telah meninggal menjadi bea jalan raya yang kian sibuk dan
kian sering minta tumbal nyawa.
Berita tentang kematian itu sampai kepada saya lewat Dalban,
ipar Kang Sarpin sendiri. Ketika menyampaikan kabar itu Dalban tampak biasa
saja. Wajahnya tetap jernih. Kata-katanya ringan. Mulutnya malah cengar-cengir.
Entahlah, kematian Kang Sarpin tampaknya tidak menjadi kabar duka.
Di rumah Kang Sarpin saya telah melihat banyak orang
berkumpul. Jenazah sudah terbungkus kafan dan terbujur dalam keranda. Tetapi
tak terasa suasana duka cita. Wajah para pelayat cair-cair saja. Mereka duduk
santai dan bercakap sambil merokok seperti dalam kondangan atau kenduri. Ada
juga yang bergurau dan tertawa. Asap mengambang di mana-mana melayang seperti
kabut pagi. Ah, saya harus bilang apa. Di rumah Kang Sarpin pagi itu memang tak
ada duka cita atau bela sungkawa. Kalaulah ada seorang bemata sembab karena
habis menangis, dialah istri Kang Sarpin. Tampaknya istri Kang Sarpin berduka
seorang diri.
Setelah menaruh uang takziyah di kotak amal saya mencari
kursi yang masih kosong. Sial. Satu-satunya kursi yang tersisa berada tepat di
sebelah Dalban. Ipar Kang Sarpin masih ngoceh tentang si mati. Dan saya tak
mengerti mengapa omongan si Dalban seperti menyihir para pelayat. Orang-orang
tampak tekun menikmati cerita tentang almarhum dari mulut nyinyir itu.
“Ya, wong gemblung itu sudah meninggal,” kata Dalban dengan
enak. Wajahnya tampak tanpa beban.
“Bagaimana aku tak menyebut iparku wong gemblung. Coba
dengar. Suatu ketika di kilang padi, orang-orang menantang Sarpin: bila benar
jantan maka dengan upah lima ribu rupiah dia harus berani membuka celana di
depan orang banyak. Mau tahu tanggapan Sarpin? Tanpa pikir panjang Sarpin
menerima tantangan itu. Ia menelanjangi dirinya bulat-bulat di depan para
penantang. Lalu enak saja, dengan kelamin berayun-ayun, dia berjalan
berkeliling sambil meminta upah yang dijanjikan.”
Cerita Dalban terputus oleh gelak tawa orang-orang. Dan
Dalban makin bersemangat.
“Ya, orang-orang hanya nyengir dan mengaku kalah. Malu dan
sebal. Sialnya mereka harus mengumpulkan uang lima ribu. Tetapi Yu Cablek, penjual
pecel di kilang padi yang melihat kegilaan Sarpan berlari sambil berteriak,
‘Sarpin gemblung, dasar wong gemblong!’’’
Orang-orang tertawa lagi. Dan jenazah Kang Sarpin terbujur
diam dalam keranda hanya beberapa langkah dari mereka. Saya mengerutkan alis.
Ah, sebenarnya orang sekampung, lelaki dan perempuan, sudah tahu siapa dan
bagaimana Kang Sarpin. Dia memang lain. Dia tidak hanya mau
menelanjangi diri di depan orang banyak. Ada lagi tabiatnya yang sering membuat
orang sekampung mengerutkan alis karena tak habis pikir. Kang Sarpin sangat
doyan main perempuan dan tabiat itu tidak ditutupi-tutupinya. Dia dengan mudah
mengaku sudah meniduri sekian puluh perempuan. “Saya selalu tidak tahan bila
hasrat birahi tiba-tiba bergolak,” kata Kang Sarpin suatu saat.
“Tetapi Kang Sarpin masih ada baiknya juga,” cerita Dalban
lagi. “Meski gemblung dia berpantangan meniduri perempuan bersuami. Kalau soal
janda sih, jangan ditanya; yang tua pun dia mau. Dan hebatnya lagi dia juga tak
pernah melupakan jatah bagi istrinya, jatah lahir maupun batin.”
***
DALBAN terus ngoceh dan orang-orang tetap setia mendengar
dan menikmati ceritanya. Saya juga ikut mengangguk-angguk. Tetapi saya juga
merenung. Sebab tadi malam, kira-kira sepuluh jam sebelum kematiannya Kang
Sarpin muncul di rumah saya. Di bawah lampu yang tak begitu terang wajahnya
kelihatan berat. Ketika saya tanya maksud kedatangannya, Kang Sarpin tak segera
membuka mulut. Pertanyaan saya malah membuatnya gelisah. Namun lama-kelamaan
mulutnya terbuka juga.
Ketika mulai berbicara ucapannya terdengar kurang jelas.
“Mas, saya sering bingung. Sebaiknya saya harus bagaimana?”
“Maksud Kang Sarpin?”
“Ah, Mas kan tahu saya orang begini, orang jelek. Wong
gemblung. Doyan perempuan. Saya mengerti, sebenarnya semua orang tak suka kepada
saya. Sudah lama saya merasa orang sekampung akan lebih senang bila saya tidak
ada. Saya adalah aib di kampung ini.”
“Kang, semua orang sudah tahu siapa kamu,” kata saya sambil
tertawa. “Dan ternyata tak seorang pun mengusikmu. Lalu mengapa kamu pusing?”
“Tetapi saya merasa menjadi kelilip orang sekampung. Ah,
masa-iya, saya akan terus begini. Saya ingin berhenti menjadi aib kampung ini.
Lagi pula sebentar lagi saya punya cucu. Saya sudah malu jadi wong gemblung.
Saya sudah ingin jadi wong bener, orang baik-baik. Tetapi bagaimana?”
“Yang begitu kok Tanya saya? Mau jadi orang baik-baik,
semuanya tergantung Kang Sarpin sendiri, kan? Kalau mau baik, jadilah baik.
Kalau mau tetap gemblung, ya terserah.”
“Tidak! Saya ingin berhenti gemblung. Sialnya, kok ternyata
tidak mudah. Betul. Mengubah tabiat ternyata tidak mudah. Dan inilah
persoalannya mengapa saya datang ke mari.”
Saya pandangi wajah Kang Sarpin. Matanya menyorotkan
keinginan yang sangat serius. Anehnya, saya gagal menahan senyum.
“Bila Kang Sarpin bersungguh-sungguh ingin jadi wong bener,
kenapa tidak bisa? Seperti saya bilang tadi, masalahnya tergantung kamu,
bukan?”
“Sulit Mas,” potong Sarpin dengan mata berkilat-kilat. “Saya
sungguh tak bisa!”
“Kok? Tidak bisa atau tak mau?”
“Tak bisa.” Kang Sarpin menunduk dengan menggeleng sedih.
“Lho, kenapa?”
“Ah, Mas tidak tahu apa yang terjadi dalam diri saya. Burung
saya lho, Mas! Burung saya; betapapun saya ingin berhenti main perempuan, dia
tidak bisa diatur. Dia amat bandel. Bila sedang punya mau, burung sama sekali
tak bisa dicegah. Pokoknya dia harus dituruti, tak kapan, tak di mana. Sungguh
Mas, burung saya sangat keras kepala sehingga saya selalu dibuatnya jengkel.
Dan bila sudah demikian saya tak bisa berbuat lain kecuali menuruti apa maunya.
“Sekarang, Mas, saya datang kemari untuk minta bantuan.
Tolong. Saya suka rela diapakan saja asal saya bisa jadi wong bener. Saya
benar-benar ingin berhenti jadi wong gemblung.”
Terasa pandangan Kang Sarpin menusuk mata saya. Saya tahu
dia sungguh-sungguh menunggu jawaban. Sialnya, lagi-lagi saya gagal menahan
senyum. Kang Sarpin tersinggung.
“Mas, mungkin saya harus dikebiri.”
Saya terkejut. Dan Kang Sarpin bicara dengan mata terus
menatap saya.
“Ya. Saya rasa satu-satunya cara untuk menghentikan
kegemblungan saya adalah kebiri. Ah, burung saya yang kurang ajar itu memang
harus dikebiri. Sekarang Mas, tolong kasih tahu dokter mana yang kiranya mau
mengebiri saya. Saya tidak main-main. Betul Mas, saya tidak main-main!”
Tatapan Kang Sarpin makin terasa menusuk-nusuk mata saya.
Wajahnya keras. Dan saya hanya bisa menarik napas panjang.
“Entah di tempat lain Kang, tetapi di sini saya belum pernah
ada orang dikebiri. Keinginanmu sangat ganjil, Kang.”
“Bila tak ada dokter mau mengebiri, saya akan pergi kepada
orang lain. Saya tahu di kampung sebelah ada penyabung yang pandai mengebiri
ayam aduannya. Saya kira, sebaiknya saya pergi ke sana. Bila penyabung itu bisa
mengebiri ayam, maka dia pun harus bisa mengebiri saya. Ya. Besuk, sehabis
menjual beras ke pasar ….”
“Jangan Kang,” potong saya. Tatapan Kang Sarpin kembali
menusuk mata saya. “Kamu jangan pergi ke tukang sabung ayam. Dokter memang
tidak mau mengebiri kamu. Tetapi saya kira dia punya cara lain untuk menolong
kamu. Besuk Kang, kamu saya temani pergi ke dokter.”
Wajah Kang Sarpin perlahan mengendur. Pundaknya turun dan
napasnya lepas seperti orang baru menurunkan beban berat. Setelah menyalakan
rokok Kang Sarpin menyandarkan ke belakang. Tak lama kemudian, setelah minta
pengukuhan janji saya untuk mengantarnya ke dokter, Kang Sarpin minta diri.
Saya mengantarnya sampai ke pintu. Ketika saya berbalik tiba-tiba sebuah
pertanyaan muncul di kepala; apakah Kang Sarpin adalah lelaki yang disebut
cucuk senthe? Di kampung ini cucuk senthe adalah sebutan bagi lelaki dengan
dorongan birahi meledak-ledak dan liar sehingga yang bersangkutan pun tak bisa
mengendalikan diri. Entahlah.
***
SAYA tersadar ketika semua orang bangkit dari tempat duduk
masing-masing. Rupanya Modin yang akan memimpin upacara pelepasan jenazah sudah
datang. Bahkan keranda sudah diusung oleh empat lelaki yang berdiri di tengah
halaman. Kini suasana hening. Dalban yang sejak pagi terus ngoceh, juga diam.
Modin mengawali acara dengan memintakan maaf bagi almarhum
kepada semua yang hadir. Modin juga menganjurkan kepada siapa saja yang punya
utang piutang dengan Kang Sarpin untuk segera menyelesaikannya dengan para ahli
waris. Sebelum doa dibacakan, modin tidak melupakan tradisi kampung kami;
meminta semua orang memberi kesaksian tentang jenazah yang hendak dikubur.
“Saudara-saudara, saya meminta kalian bersaksi apakah yang
hendak kita kubur ini jenazah orang baik-baik?”
Hening. Orang-orang saling berpandangan dengan sudut mata.
Saya melihat Dalban menyikut lelaki di sebelah. “Bagaimana? Sarpin itu tukang main
perempuan. Apa harus kita katakan dia orang baik-baik?”
Masih hening. Saya merasa semua orang menanggung beban rasa
pakewuh, serba salah. Maka Modin mengulang pertanyaannya, apakah yang hendak
dimakamkan adalah jenazah orang baik-baik. Sepi. Anehnya tiba-tiba saya merasa
mulut saya bergerak.
“Baik!”
Suara saya yang keluar serta merta bergema dalam
kelengangan. Saya melihat semua orang juga Modin, tertegun lalu menatap saya.
Entahlah, saat itu saya bisa menyambut tatapan mereka dengan senyum.
Keranda bergerak bersama langkah empat lelaki yang
memikulnya. Bersama orang banyak yang berjalan sambil bergurau, saya ikut
mengantar Kang Sarpin ke kuburan. Saya tak menyesal dengan persaksian saya. Di
mata saya seorang lelaki yang di ujung hidupnya sempat bercita-cita jadi wong
bener adalah orang baik. Entahlah bagi orang lain, entah pula bagi Tuhan.
Seni
Kaligrafi
Sumber :
Duniacoratcoret.com

Ungkapan kaligrafi diambil dari kata Latin “kalios”
yang berarti indah, dan “graph” yang berarti tulisan atau aksara. Dalam bahasa
Arab tulisan indah berarti “khath” sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “calligraphy”.
Arti seutuhnya kata kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan
bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi
sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis
sebagaimana menulisnya dan membentuknya mana yang tidak perlu ditulis, mengubah
ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya Kaligrafi
merupakan seni arsitektur rohani, yang dalam proses penciptaannya melalui alat
jasmani. Kaligrafi atau khath, dilukiskan sebagai kecantikan rasa,
penasehat pikiran, senjata pengetahuan, penyimpan rahasia dan berbagai masalah
kehidupan. Oleh sebagian ulama disebutkan “khat itu ibarat ruh di dalam tubuh manusia”
Seni
Sumber : http://www.teakpalace.com/kerajinan-tangan-bunga-dari-sabun-batangan/#sthash.p7RIrW7b.dpuf
Keunikan dari kerajinan tangan ini adalah bentuk dan
warnanya yang menyerupai bunga. Bunga sabun ini dapat dimanfaatkan sebagai
penghias sekaligus pengharum ruangan. Bunga sabun ini tidak hanya indah
dipandang namun juga menyebarkan aroma harum dan segar di sekitarnya meskipun
sudah dicampur dengan tepung. Selain itu, cocok juga dijadikan souvenir ataupun
hadiah. Berikut cara pembutan bunga dari sabun batangan.
Alat dan bahan yang digunakan :
- Sabun batangan ( pilih warna sesuai selera )
- Air hangat
- Tepung maizena ( secukupnya )
- Pewarna makanan bila perlu
- Baskom/ wadah
- Batang lidi
Cara pembuatan bunga dari sabun batangan adalah :
- Parut sabun batangan di dalam baskom/ wadah
- Masukkan tepung maizena ke dalam wadah dan aduk hingga tercampur
- Tambahkan air hangat sedikit demi sedikit, sambil uleni adonan sampai kalis
- Tambahkan pewarna makanan jika diperlukan
- Jika adonan sudah cukup pipih, lilitkan pada ujung tusuk sate/batang lidi.
- lakukan poin 5 dan 6 berulang, pada tusuk sate/batang lidi yang sama hingga tumpukan pipihan adonan sabun menyerupai bunga. Dan jadilah bunga dari sabun batangan yang cantik .
Selamat untuk mencoba..

Trends Mebel
Terbaik:
cara membuat kerajinan dari sabun beserta gambarnya,
cara membuat bunga dari sabun beserta gambarnya, cara membuat bunga dari sabun,
cara membuat bunga mawar dari sabun, cara membuat bunga dari sabun batang, cara
buat bunga sabun, bunga dari sabun, cara membuat kerajinan tangan dari sabun
padat, cara membuat bunga dari sabun mandi, cara membuat bunga mawar dari sabun
mandi, cara membuat bunga sabun, cara membuat bunga dari kulit jagung beserta
gambarnya, kerajinan flanel tutorial bunga, tutorial bunga sabun, cara
merangkai bunga mawar, membuat bunga dari sabun, cara membuat bunga mawar dari
kulit jagung, cara membuat kerajinan kain flanel bunga, bunga sabun, bunga ros
dari sabun, cara membuat kerajinan dari sabun, cara membuat bunga mawar dari
sabun batang, cara membuat kerajinan bunga dari sabun, cara buat bunga dari
kulit jagung, cara membuat bunga dari bahan flanel, cara buat bunga dari sabun
mandi, cara membuat mawar dari sabun.
EDISI 8

EDISI 9
EDISI 8
Seni
Ukir Jepara
Sumber
:NewBloggerthemes.com
Seni ukir Jepara- Satu citra yang
telah begitu melekat dengan Jepara adalah predikatnya sebagai “Kota Ukir”. Ukir
kayu telah menjadi idiom kota kelahiran Raden Ajeng Kartini ini, dan bahkan
belum ada kota lain yang layak disebut sepadan dengan Jepara untuk industri
kerajinan mebel ukir. Namun untuk sampia pada kondisi seperti ini, Jepara telah
menapak perjalanan yang sangat panjang. Sejak jaman kejayaan Negara-negara
Hindu di Jawa Tengah, Jepara Telah dikenal sebagai pelabuhan utara pantai Jawa
yang juga berfungsi pintu gerbang komunikasi antara kerajaan Jawa denga Cina
dan India.
Demikian juga pada saat kerajan
Islam pertama di Demak, Jepara telah dijadikan sebagai pelabuhan Utara
disamping sebagai pusat perdagangan dan pangkalan armada perang. Dalam masa
penyebaran agama Islam oleh para Wali, Jepara juga dijadikan daerah“pengabdian” Sunan Kalijaga yang mengembangkan berbagai macam seni termasuk
seni ukir.
Untuk menunjang perkembangan ukir
Jepara yang telah dirintis oleh Raden Ajeng Kartini, pada tahun 1929 timbul
gagasan dari beberapa orang pribumi untuk mendirikan sekolah kejuruan. Tepat
pada tanggal 1 Juli 1929, sekolah pertukangan dengan jurusan meubel dan ukir
dibuka dengan nama “Openbare Ambachtsschool” yang kemudian berkembang menjadi
Sekolah Teknik Negeri dan Kemudian menjadi Sekolah Menengah Industri Kerajinan
Negeri.
Dengan adanya sekolah kejuruan ini, kerajinan meubul dan ukiran semaluas di masyarakat dan makin banyak pula anak–anak yang masuk sekolah ini agar mendapatkan kecakapan di bidang meubel dan meubel dan ukir. Di dalam sekolah ini agar diajarkan berbagai macam desain motif ukir serta ragam hias Indonesia yang pada mulanya belum diketahui oleh masyarakat Jepara . Tokoh-tokoh yang berjasa di dalam pengembangan motif lewat lembaga pendidikan ini adalah Raden Ngabehi Projo Sukemi yang mengembangkan motif majapahit dan Pajajaran serta Raden Ngabehi Wignjopangukir mengembangkan motif Pajajaran dan Bali.
Dengan adanya sekolah kejuruan ini, kerajinan meubul dan ukiran semaluas di masyarakat dan makin banyak pula anak–anak yang masuk sekolah ini agar mendapatkan kecakapan di bidang meubel dan meubel dan ukir. Di dalam sekolah ini agar diajarkan berbagai macam desain motif ukir serta ragam hias Indonesia yang pada mulanya belum diketahui oleh masyarakat Jepara . Tokoh-tokoh yang berjasa di dalam pengembangan motif lewat lembaga pendidikan ini adalah Raden Ngabehi Projo Sukemi yang mengembangkan motif majapahit dan Pajajaran serta Raden Ngabehi Wignjopangukir mengembangkan motif Pajajaran dan Bali.
Semakin bertambahnya motif ukir yang
dikuasai oleh para pengrajin Jepara , mebel jepara semakin diminati, para pedagang pun
mulai memanfaatkan kesempatan ini, untuk mendapatkan barang-barang baru guna
memenuhi permintaan konsumen, baik yang berada di dalam di luar negeri.
seni ukir Jepara kini telah dapat berkembang dan bahkan merupakan salah satu bagian dari “nafas kehidupan dan denyut nadi perekonomian “ masyarakat Jepara. Setelah mengalami perubahan dari kerajinan tangan menjadi industri kerajinan, terutama bila dipandang dari segi sosial ekonomi, ukiran kayu Jepara terus melaju pesat, sehingga Jepara mendapatkan predikat sebagai kota ukir, setelah berhasil menguasai pasar nasional.
seni ukir Jepara kini telah dapat berkembang dan bahkan merupakan salah satu bagian dari “nafas kehidupan dan denyut nadi perekonomian “ masyarakat Jepara. Setelah mengalami perubahan dari kerajinan tangan menjadi industri kerajinan, terutama bila dipandang dari segi sosial ekonomi, ukiran kayu Jepara terus melaju pesat, sehingga Jepara mendapatkan predikat sebagai kota ukir, setelah berhasil menguasai pasar nasional.
Namun karena perkembangan dinamika
ekonomi, pasar nasional saja belum merupakan jaminan, karena di luar itu pangsa
pasar masih terbuka lebar. Oleh karena itu diperlukan kiat khusus untuk
dapat menerobos pasar internasional.
Untuk melakukan ekspansi pasar ini buka saja dilakukan melalui pameran-pameran, tetapi juga dilakukan penataan-penataan di daerah. Langkah-langkah ini ditempuh dengan upaya meningkatkan kualitas muebel ukir Jepara, menejemen produksi dan menejemen pemasaran. Di samping itu dikembangkan “Semangat Jepara Incoporated “, bersatunya pengusaha Jepara dalam memasuki pasar ekspor, yang menuntut persiapan matang karena persaingan-persaingan yang begitu ketat .
Untuk melakukan ekspansi pasar ini buka saja dilakukan melalui pameran-pameran, tetapi juga dilakukan penataan-penataan di daerah. Langkah-langkah ini ditempuh dengan upaya meningkatkan kualitas muebel ukir Jepara, menejemen produksi dan menejemen pemasaran. Di samping itu dikembangkan “Semangat Jepara Incoporated “, bersatunya pengusaha Jepara dalam memasuki pasar ekspor, yang menuntut persiapan matang karena persaingan-persaingan yang begitu ketat .
Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia misalnya,
dilakukan melalui pendidikan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri dan
Akademi Teknologi Perkayuan dan pendidikan non formal melalui kursus-kursus dan
latihan-latihan. Dengan penigkatan kualitas sumber daya manusia ini diharapkan
bukan saja dapat memacu kualitas produk, tatapi juga memacu kemampuan para
pengrajin dan pengusaha Jepara dalam pembaca peluang pasar dengan segala
tentutannya.
Peningkatan kualitas produk dan
pengawasan mutu memang menjadi obsesi Jepara dalam memasuki pasar
internasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan luar negri
terhadap produk industri Jepara. Karena itu pengendalian mutu dengan mengacu
pada sistim standard internasional merupakan hal yang tidak dapat di
tawar-tawar lagi. Usaha ini dilakukan melalui pembinaan terhadap produsen agar
mempertahankan mutu produknya dalam rangka menjamin mutu pelayanan sebagai mana
dipersaratkan ISO 9000.
Di samping itu, perluasan dan
intensifikasi pasar terus dilakukan dalam rangka meningkatkan ekspor serta
peluasan pasar internasional dengan penganeragaman produk yang mempunyai
potensi, serta peningkatan market intelligence untuk memperoleh transportasi
pasar luar negeri. Dengan demikian para pengusaha dapat dengan tepat dan cepat
mengantisipasi peluang serta tantangan yang ada dipasar internasional.
Sementara itu jaringan informasi
terus dilakukan melalu pengevektivan fungsi dan kegiatan Buyer Reception Desk
yang ada di Jepara. Langkah-langkah konseptual yang dilakukan secara terus
menerus ini telah berbuah keberhasilan yang dampaknya dirasakan oleh masyarakat
Jepara, berupa peningkatan kesejateraannya. Dari data yang ada dapat dijadikan
cermin keberhasilan sektor meubel ukir dalam lima tahun terakhir.
Data diatas belum termasuk potensi
kayu olahan , souvenir dan peti mati yang dalam tiga tahun terakhir telah
berhasil dilealisir ekspornya. Untuk dapat melihat lebih jauh potensi ukir kayu
ini juga dapat dilihat berbagai macam penghargaan, yang bersekala regional,
nasional dan internasional, baik bagi para pengusaha, pengrajin maupun
bagi pimpinan daerah.
“The only way to have the greatest work in your life
is love what you do first.”
Satu-satunya cara untuk menghasilkan pekerjaan paling
hebat di dalam hidupmu adalah menyukai apa yang kamu lakukan terlebih dahulu.
EDISI 9
Kesenian Wayang Kulit
Wayang kulit adalah kesenian
tradisional Indonesia yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat jawa.
Kesenian ini banyak ditampilkan ketika ada sebuah perhelatan seperti pesta dan
sebagainya.Ternyata, wayang kulit tidak hanya dijadikan sebagai sebuah
pertunjukan melainkan juga digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual para dewa.
Wayang kulit diyakini sebagai awal
dari berbagai jenis wayang yang berkembang saat ini. Wayang jenis ini terbuat
dari lembaran kulit kerbau yang sudah dikeringkan sebelumnya. Wayang kulit
dibentuik sedemikian rupa agar membuat geraknya menjadi dinamis.
Pada bagian siku-siku tubuhnya
disambung dengan menggunakan sekrup yang terbuat dari tanduk kerbau.
Asal mula kesenian wayang kulit ini,
tidak lepas dari sejarah wayang itu sendiri. Wayang berasal dari sebuah kalimat
yang berbunyi “Ma Hyang” yang berarti berjalan menuju yang maha tinggi (bisa
diartikan sebagai roh, Tuhan, ataupun Dewa). Akan tetapi, sebagian orang
mengartikan bahwa wayang berasal dari bahasa jawa yang berarti bayangan.
Hal tersebut dikarenakan ketika
penonton menyaksikan pertunjukan ini mereka hanya melihat bayangan yang
digerakkan oleh para dalang yang juga merangkap tugas sebagai narator. Dalang
merupakan singkatan dari kata-kata ngudhal piwulang.
Ngudhal berarti menyebarluaskan atau
membuka dan piwulang berarti pendidikan atau ilmu. Hal tersebut menegaskan
bahwa posisi dalang adalah sebagai orang yang mempunyai ilmu yang lebih serta
membagikannya kepada para penonton yang menyaksikan pertunjukan wayang
tersebut.
Sementara itu, untuk asal usul dari
sejarah wayang kulit ini belum ada bukti yang konkret. Ada yang mengatakan
bahwa wayang kulit ada sebelum abad pertama yang bertepatan dengan munculnya
ajaran Hindu dan Budha ke area Asia Tenggara. Hal ini dipercaya sebagai asal
mula munculnya wayang kulit datang dari India ataupun Tiongkok.
Itu dikarenakan kedua negara
tersebut mempunyai tradisi yang telah berjalan secara turun temurun mengenai
penggunaan bayangan boneka atau pertunjukan secara keseluruhan. Selain itu,
Jivan Pani juga pernah mengeluarkan pendapat bahwa wayang berkembang dari dua jenis
seni yang berasal dari Odisha, India Timur. Kesenian tersebut adalah Ravana
Chhaya yang merupakan teater boneka dan tarian Chhaku.
Ada sebuah catatatan sejarah pertama
mengenai adanya pertunjukan wayang. Hal ini mengacu pada sebuah prasasti yang
dilacak berasal dari tahun 930 yang mengatakan si Galigi mawayang. Saat itulah
sampai sekarang beberapa fitur teater boneka tradisional tetap ada.
Ketika itu, dirinya biasa membawakan
sebuah cerita tentang Bima, yaitu ksatria dari kisah Mahabharata. Penampilan dari
Galigi ini tercatat dalam kakawin Arjunawiwaha yang dibuat oleh Mpu Kanwa pada
tahun 1035. Di dalamnya mendeskripsikan bahwa Galigi adalah seorang yang cepat
dan hanya berjarak satu wayang dari Jagatkarana. Kata Jagatkarana merupakan
sebuah ungkapan untuk membandingkan kehidupan nyata kita dengan dunia
perwayangan.Jagat karana
ini mempunyai arti penggerak dunia atau dalang terbesar hanyalah berjarak satu
layar dari kita.
Meskipun tidak banyak literatur yang
menjelaskan mengenai asal mula kesenian wayang kulit ini, namun seni wayang ini
telah diakui sebagai karya kebudayaan yang amat berharga di bidang narasi oleh
UNESCO di tanggal 7 November 2003. Hal tersebut mungkin dikarenakan bagi UNESCO
dari seluruh jenis wayang yang ada, wayang kulitlah yang menjadi salah satu
wayang yang paling dikenal di Indonesia
Ketika itu minat dari masyarakat dan
pemuda sangat besar untuk menyaksikan pertunjukan wayang kulit ini. Akan
tetapi, di zaman sekarang ketertarikan anak muda akan kesenian yang satu ini
sangatlah rendah. Hal itu dikarenakan maraknya permainan berbasis teknologi
yang biasa mereka mainkan. Meskipun demikian, masih ada juga orangtua yang
aktif mengajarkan anak mereka untuk mencintai salah satu kesenian tradisional
ini. Hal itu sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kesenian ini agar tidak
habis ditelan zaman.
.EDISI 10
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih.
Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi
untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura
yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah, zapin melayu dan hadroh.
Di Indonesia, alat musik rebana berkembang menjadi
banyak jenis. Biasanya merupakan ciri khas dari kultur budaya daerah tertentu.
Jenis alat rebana yang paling umum diantaranya, Rebana Banjar, Rebana Biang,
Jidor, Kompang, Marawis, Samroh, Hadroh dan lainnya.
Sebagai contoh, masyarakat di pesisir utara pulau Jawa
menyebut Rebana adalah Terbang Banjari. Mereka tidak mengenal Kompang ataupun
Biang.Begitu pula masyarakat di wilayah Sunda.
Di sana jarang sekali orang yang mengenal Samroh maupun Hadroh.Jadi pengertian alat musik Rebana di setiap daerah bisa
saja berbeda bergantung dari kebudayaan asal masing-masing.
Berikut Alat musik rebana:
Berikut Alat musik rebana:
Gambus
adalah alat musik petik
seperti mandolin
yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus
dipasangi 3 senar
sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang.
Kasidah adalah seni suara yang bernafaskan Islam, dimana
lagu-lagunya banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat
baik sesuai ajaran Islam.
Awalnya rebana berfungsi sebagai instrument dalam
menyayikan lagu-lagu keagamaan berupa pujian-pujian terhadap Allah swt dan
rasul-rasul-Nya, shalawat, syair-syair penyemangat puisi-puisi arab, dan lain
lain. Oleh karena itulah disebut rebana yang berasal dari kata rabbana,
artinya wahai Tuhan kami ( suatu doa dan pujian terhadap Tuhan ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar